Sabtu 10/05/2025

Sabtu, November 14, 2015 WIB
MISTERI

Misteri Batu 4.500 Tahun yang Belum Terpecahkan


Monumen batu mirip Stonehenge yang baru ditemukan oleh tim arkeolog itu dipenuhi misteri di balik keberadaannya yang diyakini berusia lebih dari 4.500 tahun. Apa kata para peneliti?

Barisan batu yang unik ini ditemukan di bawah tepi sungai Avon di area Durrington Walls dan diyakini sudah ada di era Neolitikum, atau zaman batu baru.

Mengutip situs The Telegraph, para arkeolog cukup penasaran mengapa tugu batu itu memiliki satu sisi yang lurus, sisanya agak membulat. Sejarawan Richard Colt Hoare pada tahun 1810 silam mengatakan bentuknya yang berlubang seperti itu adalah peninggalan abad pertanian.

Kumpulan 90 monumen batu yang terdiri dari 60 pecahan yang terkubur dan beberapa lubang di dekat tempat mereka berdiri kokoh itu membentang dalam formasi barisan yang membentuk huruf C dan diduga area tersebut menjadi lokasi prosesi ritual yang berlaku di zaman dahulu.

Walau belum menemukan alasan konkrit dan tak menyatakan bahan apa yang terkandung di dalamnya, para arkeolog percaya batu-batu tersebut bergeser atau dimodifikasi untuk membentuk arena ritual.
1 Iklan hub Admin
Sementara di dekat situ terdapat bangunan kayu besar yang diberi nama Wood Henge, diyakini menjadi rumah orang mati di mana yang tertinggal hanyalah tulang-belulangnya (defleshing). Kegiatan itu menjadi ritual pemakaman.

Sebuah bangunan kayu besar terbungkus kapur diperkirakan telah menjadi rumah orang mati di mana defleshing dilakukan sebagai ritual penguburan. Tim arkeolog pun mengklaim belum pernah ada temuan seperti itu di belahan dunia manapun.

"Temuan yang bisa dibilang sebagai bukti dari era Neolitikum di kawasan Eropa menambah babak baru bagi kisah Stonehenge," ujar arkeolog khusus Stonehenge, Nick Snashall.

Bangunan Stonehenge sendiri dieperkirakan berusia antara 3.000 dan 2.000 tahun. Salahs atu situs warisan dunia dari UNESCO ini bentuknya melingkar dan ada parit di dalamnya.

Dari tulisan Hawkins G.S. berjudul "Stonehenge Decoded", ia mengatakan bahwa sejumlah peneliti berpendapat monumen ini merpukana observatorium kuno. Tak memandang agama, mereka meyakini Stonehenge dirancang untuk memprediksi gerhana, waktu Matahari melewati garis khatulistiwa, titik balik Matahari, dan hal lain yang berhubungan dengan penanggalan astronomi Matahari.