Huawei serius melakukan pengembangan terhadap generasi kelima telekomunikasi atau biasa dikenal 5G. Kapan kemampuan teknologi cepat tersebut masuk ke Asia, khususnya Indonesia?
Vice President and Head of International Media Affairs, Huawei Technologies, Daniel Joseph Kelly, mengaku, dirinya tidak mempunyai kepastian kapan kemampuan internet super cepat tersebut bisa dinikmati warga Asia.
“China diperkirakan akan menggunakan untuk awal 5G karena menjadi salah satu pasar yang melakukan pengembangan generasi tersebut. Disusul Rusia dan beberapa wilayah lain seperti Jepang dan Korea,” kata Daniel.
Untuk wilayah Asia lainnya, termasuk Indonesia, semua tergantung operator yang akan membawanya.
“Membangun teknologi generasi kelima membutuhkan investasi yang tidak sedikit, karena investor tidak bisa langsung menikmati hasilnya saat itu juga. Mereka harus menunggu beberapa waktu agar dana investasinya kembali,” tuturnya.
Kebanyakan, lanjut Daniel, investor tidak mau memberikan dananya jika tidak memiliki kepastian kembalinya modal. “Ketika di situ ada kesempatan dan pasar untuk hal tersebut, maka investor akan masuk ke dalamnya,” tukasnya.
Dia membandingkan, saat memperkenalkan 4G pada 2009 tetapi baru bisa dilaksanakan pada 2014.
“Ini membutuhkan waktu yang lama, karena ada sebagian yang berpendapat jika 4G tidak penting, mereka pun menahan untuk tetap menggunakan teknologi 3G. Bisa saja suatu saat mereka melihat teknologi 5G lebih bagus dan langsung beralih ke generasi kelima tanpa harus menggunakan teknologi 4G,” tandasnya.
“Hal yang tidak kalah penting adalah dukungan dari pemerintah setempat. Bisnis ini membutuhkan pita spektrum, di mana mereka akan ditempatkan. Ini menjadi bagian terpenting karena hampir semua generasi teknologi membutuhkannya spektrum untuk lebih efektif,” lanjutnya.
