Sabtu, September 17, 2016 WIB
INSPIRASIKESEHATAN

Tindakan Tepat Orang Tua Kala Anak Didiagnosa Kanker

1 Iklan hub Admin

Orang tua tentu tentu ingin membuat keputusan yang tepat bagi anak-anaknya. Seluruh pilihan hidup yang ada, pasti telah dipikirkan matang-matang.

Begitu pula para orang tua yang anaknya mengidap penyakit kanker. Meski dihadapkan pada pilihan yang sama buruknya, orang tua selalu mencari pilihan yang paling baik, sekalipun tetap dibarengi konsekuensi yang bisa membuat mereka kelak menyesal.

Orang tua tentu merasa putus asa ketika pertama kali mendengar bahwa sang anak didiagnosa mengidap kanker. Mereka pun kerap bingung saat 'dipaksa' menentukan pilihan perawatan secepatnya, dan pada akhirnya berujung pada penyesalan.

"Kami ingin mencoba memahami pengalaman orang tua ketika mereka membuat keputusan perawatan [untuk anaknya], apa yang mereka rasakan," ujar Jennifer, dikutip Reuters.

Lalu, Jennifer dan rekannya pun memutuskan untuk melakukan sebuah penelitian terhadap 346 orang tua yang memiliki anak dengan penyakit kanker.

Para orang tua tersebut diminta untuk menyelesaikan survei tersebut dalam tempo 12 minggu, setelah sang anak didiagnosis menderita kanker.

Hasilnya, sebanyak 16 persen orang tua mengaku menyesal dengan keputusan yang telah dibuat. Sedangkan satu pertiga dari responden tidak menyesali pilihan mereka. Bahkan, mereka akan memilih pilihan yang sama jika dibutuhkan. Kemudian 45 persen lain tak seberapa menyesal.

Rupanya, faktor komunikasi merupakan hal yang paling berpengaruh pada perasaan orang tua berkenaan dengan keputusannya. Orang tua mungkin tidak akan merasa menyesal jika lebih dulu menerima informasi jelas tentang perawatan kanker.

Selain itu, penelitian tersebut menemukan pula fakta bahwa orang tua yang berkulit hitam, hispanik dan orang tua non berkulit putih lain juga cenderung merasakan penyesalan sejadi-jadinya ketimbang orang tua berkulit putih.

Bahkan, ketika faktor komunikasi yang diterima serupa, tetap saja orang tua berkulit putih tidak akan terlalu menyesal dengan keputusannya.

"Mungkin ada faktor lain di tempat kerja mengenai ras yang harus kami pahami," ujar Mack. Menurutnya, sangat penting untuk meneliti lebih lanjut hubungan warna kulit dengan penyesalan terhadap suatu keputusan.

Mack pun menyarankan bahwa penting bagi para orang tua untuk berkomunikasi dengan dokter anak, dan tentu saja untuk tidak merasa tertekan kala membuat keputusan.

"Terkadang, terdapat urgensi [dalam mengambil keputusan]. Tapi tetap saja harus menyempatkan diri untuk berdiskusi [dengan dokter]," papar Mack. "Orang tua harus didukung untuk mengambil keputusan." [src]