

Sebuah studi baru mengungkap mengapa zebra memiliki belang di tubuhnya. Belang itu bukan karena evolusi demi kamuflase yang menjadi perdebatan selama ini.
Profesor di UC Davis wildlife biology, Tim Caro, menyatakan bahwa penelitiannya menunjukkan bukti bahwa belang zebra bukan untuk kepentingan kamuflase. "Justru, kami menolak hipotesis lama yang diajukan Charles Darwin dan Alfred Russell Wallace itu," tambahnya.
Berbagai hipotesis telah diajukan untuk menjelaskan manfaat belang zebra, termasuk membingungkan predator, melindungi diri dari serangga pembawa penyakit, mengontrol suhu tubuh dan kohesi sosial. Untuk penelitian ini, para peneliti mengambil gambar digital dari lapangan di Tanzania dan menyimulasikan bagaimana predator utama zebra, yakni singa dan hyena, serta zebra sendiri, melihat garis-garis itu.
Mereka juga mengukur lebar dan kontras, dan menarik kesimpulan berdasarkan pengetahuan dari kemampuan visual berbagai binatang bergaris-garis. "Kami melakukan serangkaian perhitungan di mana kami mampu memperkirakan jarak di mana singa dan hyena, serta zebra, dapat melihat garis-garis zebra pada siang hari, senja, atau selama malam berbulan," terang peneliti utama Amanda Melin dari University of Calgary, Kanada.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa belang sulit dibedakan oleh mata karnivora besar dalam jarak melebihi 50 meter di siang hari atau 30 meter kala senja, dan hanya 9 meter pada malam tak berbulan. Di lapangan terbuka, singa bisa melihat garis zebra semudah pemangsa berukuran sama dengan pola shading cukup padat.
"Dan terakhir, zebra yang bergerak dianggap mempesona dan membingungkan predator penyerang karena menciptakan ilusi optik", kata Rubenstein. Penelitian ini masih memerlukan studi lanjutan.