Jumat, Maret 04, 2016 WIB
PENEMUANTEKNOLOGI

Sejarah Skala Richter dalam Mengukur Gempa

1 Iklan hub Admin


Awal mula abad 20 merupakan waktu yang menarik sekaligus menakutkan untuk ranah seismologi. Di tahun 1953, Charles Richter dan Beno Gutenberg menyusun skala pengukur gempa, Skala Richter.

Pada awalnya, di tahun 1935 pasangan ini menyusun penelitian untuk mengukur gempa di daerah selatan California, dekat kampus mereka. Skala ciptaan mereka menggunakan algoritma dari amplitudo gelombang. Amplitudo ini dicatat oleh seismograf Wood-Anderson.

Ketika terjadi getaran ringan, jarum seismograf akan bergerak 1.000 kali (skala 3), pada getaran menengah jarum bergerak 10 ribu kali (skala 5), sedangkan ketika gempa dahsyat jarum akan bergerak hingga 10 juta kali (skala 7). Jumlah pergerakan jarum inilah yang digunakan sebagai dasar perhitungan skala Richter.

Sayangnya ketika itu skala Richter hanya sebatas pada skala 7. Akhirnya di tahun 1970, Charles Richter membuat ulang skala mereka. Ia merancang skala magnitudo baru yang didasarkan pada gelombang di permukaan darat dan laut. Sejak saat itu skala Richter mengalami evolusi teknologi.

Kini skala Richter dianggap sebagai patokan dalam mengukur kekuatan gempa. Andy Richter meninggal dengan tenang akibat serangan jantung di Pasadena, California.