Kawasan puncak Batu Tumonga di Toraja Utara, sejak pagi sudah ramai pengunjung. Wisatawan mancanegara dan Nusantara membaur di beberapa lokasi.
Mereka berkumpul di sebuah jalan yang bersisian dengan lembah dengan pemandangan sawah dan pegunungan terhampar di depan mata.
Menikmati udara dingin sembari menunggu kawanan elang terbang rendah jadi hal yang ditunggu. Hari itu, hamparan sawah yang jadi fokus pandangan, memang tidak sedang menguning atau menghijau karena baru saja dipanen.
Namun tetap saja, pengunjung memadati sepanjang sisi jalan dengan mata memandang jauh ke sawah di lembah.
Sebagian lainnya memilih menikmati hamparan sawah bertingkat tak jauh dari lokasi itu. Bedanya pada hamparan sawah ini, banyak terdapat batu besar yang di dalamnya adalah liang atau kuburan batu.
Kuburan batu tak hanya ada di tengah atau sisi sawah, tapi juga di tebing-tebing di beberapa lokasi.
”Setiap membawa wisatawan ke Toraja, Batu Tumonga adalah salah satu tempat tujuan. Biasanya mereka suka ke sini. Bahkan yang sudah pernah atau beberapa kali datang tetap meminta dibawa ke sini. Terutama jika musim tanam padi,” kata Budiana, pemandu wisatawan.
Batu Tumonga di musim tanam padi adalah hamparan sawah menghijau atau menguning sejauh mata memandang.
Sebagian hamparan sawah ini seperti permadani yang terhampar luas dan seperti anak tangga beludru di beberapa bagian lainnya. Dari puncak ini juga, desa-desa di Toraja bisa dilihat dari ketinggian.
Tentu Toraja tak hanya Batu Tumonga, tapi juga banyak obyek lain. Kuburan batu, kuburan gantung, rumah adat, arca batu, melihat orang menenun kain tradisional Toraja, hingga perkebunan kopi juga menjadi bagian yang tak boleh dilewatkan jika mengunjungi daerah ini.
Apabila ingin lebih lengkap, carilah literatur tentang upacara kematian dan datanglah saat upacara digelar.
Maka, berwisata ke Toraja akan menjadi paripurna dengan menyaksikan langsung bagaimana upacara rambu tuka’ atau rambu solo digelar.
Berbagai tarian, ritual, penyembelihan kerbau dan babi, bagaimana seluruh kerabat berkumpul dan bahu-membahu menyelenggarakan ritual adat dan tradisi, hingga bagaimana jenazah dimasukkan ke liang batu atau dinaikkan ke tebing adalah bagian dari prosesi yang sayang untuk dilewatkan.
Paduan keindahan
Tana Toraja dan Toraja Utara adalah paduan keindahan alam, budaya, tradisi, sekaligus sejarah. Itulah mengapa daerah ini masih menjadi magnet sekaligus surga wisata di Sulawesi Selatan.
Walau Sulsel memiliki banyak destinasi ataupun obyek wisata, Toraja masih menjadi daerah yang paling banyak sekaligus paling ingin dikunjungi.
Data Dinas Pariwisata dan Budaya Sulsel menyebutkan, tahun 2014, target kunjungan wisatawan ke Sulsel yang ditetapkan 100.000 wisatawan mancanegara, terealisasi 150.000 orang.
Adapun wisatawan Nusantara juga melebihi target 5,5 juta orang. Dari total angka ini, 70 persen di antaranya masih ke Toraja. Tahun ini target ditambah dan diyakini tercapai.
Itu sebabnya, Dinas Pariwisata dan Budaya Sulsel menggelar event tahunan Lovely December. Perhelatan yang dipusatkan di Toraja itu berisi rangkaian acara seperti festival musik, kuliner, lomba lari wisata, dan lainnya.
Dukungan masyarakat juga cukup besar, seperti menunggu perhelatan ini untuk melaksanakan upacara atau ritual adat kematian atau acara adat lain.
”Sebenarnya bukan lebih kepada menunggu event Lovely December, melainkan Desember adalah waktu keluarga besar pulang Natal dan berlibur. Jadi, biasanya jika ada keluarga yang mau dimakamkan dan diupacarakan atau ada pesta kawinan, dan lainnya, kami juga menunggu Desember biar sekaligus keluarga berkumpul. Syukur-syukur acara adat juga menjadi bagian atau partisipasi dalam event yang digelar pemerintah. Toh, semua juga akan berdampak pada Toraja dan sektor pariwisata di daerah ini secara umum,” kata Marthen (45), salah satu warga Sesean, Toraja Utara.

Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Sulsel M Jufri Rahman mengatakan, walau acara berpusat di Toraja, bukan berarti pemerintah mengabaikan destinasi lain di Sulsel.
Sebaliknya acara Lovely December juga dimanfaatkan untuk memperkenalkan destinasi dan obyek wisata lain yang ada di Sulsel.
”Karena wisatawan memang masih menjadikan Toraja sebagai tujuan utama. Saat mereka datang kesini, di situlah kami juga memperkenalkan tempat wisata lain. Bisa saja setelah Toraja, kunjungan berikutnya mereka sudah mau datang ke daerah lain,” kata Jufri.
Tahun ini, Lovely December yang digelar ketujuh kalinya dimajukan ke November dengan namaLovely Toraja mengingat ada pilkada serentak pada awal Desember.
Promosi besar-besaran dilakukan dengan mengundang 14 duta besar negara sahabat dan perwakilan sejumlah negara.
”Kami berharap para duta besar ikut mempromosikan Toraja ke negara mereka. Karena jika dubes yang datang dan merasa puas, kita akan mendapatkan promotor gratis di negara mereka masing-masing. Saya percaya jika dubes yang bicara, masyarakatnya akan percaya. Daripada kita yang pergi berpromosi di negara mereka, pasti butuh biaya yang besar dan tak ada jaminan bahwa promosi kita langsung dipercaya,” kata Jufri.
Salah satu duta besar yang hadir, yaitu Alice Mageza dari Zimbabwe, mengaku puas dan senang.
”Sungguh senang saya bisa melihat sisi lain Indonesia. Betul bahwa Indonesia bukan hanya Jakarta atau kota lain, melainkan banyak provinsi dan kabupaten yang punya pesona alam, tradisi, dan budaya yang sangat kaya. Saya jadi paham apa yang disebut Bhinneka Tunggal Ika. Saya tentu akan mengabarkan hal ini kepada orang-orang di negara saya,” katanya dalam puncak acara Lovely Toraja, di lapangan Bhakti, Rantepao.
”Saya akan berupaya dan memastikan bahwa rasa aman akan selalu ada hingga orang merasa aman dan nyaman datang berkunjung. Jangan lupa, faktor utama yang membuat orang berwisata adalah rasa aman. Saya dan seluruh aparat, tentu saja bersama masyarakat, akan selalu berusaha menjaga keamanan di wilayah ini,” kata Kepala Kepolisian Daerah Sulselbar Irjen Pudji Hartanto.
Jadi tunggu apalagi? Toraja yang eksotik, indah, dan kaya budaya menunggu untuk dijelajahi. Jika belum pernah ke Toraja, datang dan nikmatilah pesonanya. Pesona alam, budaya, keramahan, dan kuliner, tentu sayang jika tak dijajal setidaknya sekali dalam seumur hidup.
Sebaliknya acara Lovely December juga dimanfaatkan untuk memperkenalkan destinasi dan obyek wisata lain yang ada di Sulsel.
”Karena wisatawan memang masih menjadikan Toraja sebagai tujuan utama. Saat mereka datang kesini, di situlah kami juga memperkenalkan tempat wisata lain. Bisa saja setelah Toraja, kunjungan berikutnya mereka sudah mau datang ke daerah lain,” kata Jufri.
Tahun ini, Lovely December yang digelar ketujuh kalinya dimajukan ke November dengan namaLovely Toraja mengingat ada pilkada serentak pada awal Desember.
Promosi besar-besaran dilakukan dengan mengundang 14 duta besar negara sahabat dan perwakilan sejumlah negara.
”Kami berharap para duta besar ikut mempromosikan Toraja ke negara mereka. Karena jika dubes yang datang dan merasa puas, kita akan mendapatkan promotor gratis di negara mereka masing-masing. Saya percaya jika dubes yang bicara, masyarakatnya akan percaya. Daripada kita yang pergi berpromosi di negara mereka, pasti butuh biaya yang besar dan tak ada jaminan bahwa promosi kita langsung dipercaya,” kata Jufri.
Salah satu duta besar yang hadir, yaitu Alice Mageza dari Zimbabwe, mengaku puas dan senang.
”Sungguh senang saya bisa melihat sisi lain Indonesia. Betul bahwa Indonesia bukan hanya Jakarta atau kota lain, melainkan banyak provinsi dan kabupaten yang punya pesona alam, tradisi, dan budaya yang sangat kaya. Saya jadi paham apa yang disebut Bhinneka Tunggal Ika. Saya tentu akan mengabarkan hal ini kepada orang-orang di negara saya,” katanya dalam puncak acara Lovely Toraja, di lapangan Bhakti, Rantepao.
”Saya akan berupaya dan memastikan bahwa rasa aman akan selalu ada hingga orang merasa aman dan nyaman datang berkunjung. Jangan lupa, faktor utama yang membuat orang berwisata adalah rasa aman. Saya dan seluruh aparat, tentu saja bersama masyarakat, akan selalu berusaha menjaga keamanan di wilayah ini,” kata Kepala Kepolisian Daerah Sulselbar Irjen Pudji Hartanto.
Jadi tunggu apalagi? Toraja yang eksotik, indah, dan kaya budaya menunggu untuk dijelajahi. Jika belum pernah ke Toraja, datang dan nikmatilah pesonanya. Pesona alam, budaya, keramahan, dan kuliner, tentu sayang jika tak dijajal setidaknya sekali dalam seumur hidup.