Banyak jalan menuju Mekkah. Jika dalam layar kaca seorang tukang bubur dapat berangkat naik haji, dalam dunia nyata tukang gerabah pun dapat mewujudkannya. Hajjah Soleha misalnya, bermodal Rp 900 ribu rupiah dan keahlian yang didapatnya turun temurun, gelar naik haji didapat, gerabah dari Lombok pun mendunia. Pernah mendengar gerabah Kendi Maling?
Kendi Maling ini adalah salah satu produk andalan dari Lombok yang disukai wisatawan. Misterius memang bagaimana air yang dimasukkan ke dalam kendi dari bawah tiba-tiba hilang ditelan badannya. Ketika dibalik, airnya tidak tumpah kembali. Bagaimana bisa ya?
Usut punya usut, desain badan kendi maling memang diatur sedemikian rupa untuk bisa menyimpan air. Rahasia kendi ini disimpan baik oleh Hajjah Soleha, wanita beranak lima dari desa Banyumelik yang mendapat keahlian turun temurun dari leluhurnya untuk membuat gerabah.

Awalnya dia menganggap kemampuannya membuat gerabah yang hanya menghasilkan kemek yang digunakan untuk memasak sayur. Setelah menikah, Hajjah Suleha menyadari keahlian ini dapat mengidupi keluarganya. Bermodal Rp 900 ribu rupiah, ia dan suaminya membeli tanah lempung dari Gunung Sasak patungan dengan warga sekitar.
"Dulu Ibu hanya kenal kemek, sekarang sudah banyak bentuk gerabah lain yang dibuat di sini," katanya sambil menunjuk hiasan dinding yang menjadi andalan galeri seni Riskamunik Astuti musim ini. Terus mengikuti tren yang disukai, pundi-pundi Hajjah Soleha pun bertambah. Tidak berapa lama ia pun berhasil menunaikan rukun Islam yang kelima untuk naik haji.
Namun, kepopuleran Kendi Maling masih terus diburu wisatawan yang berkunjung ke desa Banyumelik.